A. Karangan
Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
B. Macam-macam
Karangan Ilmiah :
· Makalah : karya tulis yang menyajikan suatu
masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
·
Kertas kerja : makalah
yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam
lokakarya.
·
Laporan
praktikum : biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian
kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa.
Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik
kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang
sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian
penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara
sistematis, runtut dan terperinci.
·
Artikel
: merupakan gagasan tertulis dari
penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau
hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau
seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat).
Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya.
Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau workshop, artikel
dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau
majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis
dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan
pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu
masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa
Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel
yang berupa berita.
·
Skripsi :
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang
lain.
·
Tesis :
karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
·
Disertasi :
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasar data dan fakta yang terinci
C.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
·
Menyajikan fakta objektif secara
sistematis
·
Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar,
serta tidak memuat terkaan
·
Penulisnya tidak mengejar kuntungan
pribadi
·
Penyusunannya dilaksanakan secara
sistematis, konseptual dan procedural.
·
Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa
dukungan fakta
·
Tidak emotif menonjolkan perasaan
·
Tidak bersifat argumentatif, tetapi
kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta
D. Contoh
Karangan Ilmiah :
Menumbukan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni rupa
A.Pendahuluan
Menurut
The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih
sukses dalam studi. Penelitian- penelitian di Amerika Serikat mengenai salah
satu sebab utama dari kegagalan studi para mahasiswa menunjukkan bahwa sebabnya
ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci arti penting minat dalam kaitannya
dengan pelaksanaan studi ialah minat melahirkan perhatian yang serta merta,
minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan perhatian
dari luar, minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, dan minat
memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.
Suatu
kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi
yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat
seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan
motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga
menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan
intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk
mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat
bertahan selama hidupnya.
Dengan
demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan
belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan
mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak
sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena
kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika
hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan
pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah
dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami
dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas
yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan tugas
yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika
mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang seni atau
tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari
upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam pembelajaran
Seni Rupa.
B.Konsep Minat Belajar
Pengertian minat
Minat
sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang
datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie
(1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat
sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan
menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.
Dari
berbagai pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan rasa suka atau tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu kegiatan. Minat dapat juga dikatakan
sebagai suatu keinginan atau kemauan yang merupakan dorongan seseorang untuk
melakukan suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat
bisa juga diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang relative menetap
kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat,melainkan diperoleh kemudian.
kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat,melainkan diperoleh kemudian.
Pengertian Belajar
Ada
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya
mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut
Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang
baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah
diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut
Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu
perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.
Berdasarkan
penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli,
antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman. Sedangkan
menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai
perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena pengalaman.
Dari
berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat dan
pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah aspek
psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti :
gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku
melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.
Dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan
seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari
pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang
menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang
kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan
kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat
belajar sangat mendukung dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di
sekolah yang akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran.
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat
belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada
dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :
1. Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
a. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau
kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat
mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika
terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan
pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada
dirinya.
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
Perhatian
merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada suatu objek pelajaran
atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Tanpa adanya perhatian dalam
aktivitas belajar akan berdampak terhadap kurangnya penguasaan materi
pelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam belajar kurang memuaskan.
Kurangnya perhatian terhadap materi yang dipelajari juga mengakibatkan
kurangnya minat belajar pada diri siswa.
Ingatan,
secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau menerima kesan-kesan dari
luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh karena itu ingatan merupakan
kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan di dalam
belajar. Siswa yang mempunyai daya ingat yang kurang sangat berpengaruh
terhadap minatnya untuk belajar.
Bakat
adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar dapat terwujud. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang
merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu.
Bakat yang dimiliki seseorang akan menunjang keberhasilannya dalam belajar.
Jika seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh terhadap minatnya dalam
belajar. Pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan anak yang kurang
berminat untuk belajar karena tidak berbakat. Oleh karena itu bakat berpengaruh
terhadap minat belajar.
2. Faktor dari luar siswa, meliputi
:
a. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana
lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan kokurikuler.
c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.
b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan kokurikuler.
c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.
Dari
uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar
siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor
tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar
siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal
yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut
JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya
minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :
- Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.
- Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa bosan.
- Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.
- Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
- Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari ia sendiri.
- Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.
D.Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
Beberapa
ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan
minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa
yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar
berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui
jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan dismpaikan dengan
menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa
yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai
dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang
sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry
Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang
minat (the laws of interest), yang berbunyi :
- Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
- Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat
belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap
mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan
segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari
buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat
pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang
berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa
usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau
melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu
akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
- Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
- Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
- Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
- Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
- Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.
- Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Pendapat
lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau meningkatkan minat belajar,
dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam The Liang Gie 1995:132) yang menyatakan
bahwa untuk mendukung tumbuhnya minat belajar yang besar, perlu dibangun oleh
motif-motif tertentu dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif penting yang
dapat mendorong siswa untuk melakukan studi sebaik-baiknya, yaitu :
- Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam sekolah.
- Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
- Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
- Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman.
- Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.
Disamping
itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat
menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sebagai mana yang dikatakan oleh
Hamalik (dalam Arsyad Azhar 2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Dari
beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali
faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa.
Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam
memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam
mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan
penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya.
Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar
bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju
pada keberhasilan belajar siswa.
E.Penutup
Minat
belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita
harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang menyebabkan berkurang
atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil
langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar
pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai
dengan sasarannya. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita
tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat belajar
pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik
dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam
penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya
dapat merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat,
pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat
mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Rujukan
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah:
Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
E. Sumber
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/contoh-karya-tulis-ilmiah-tentang-pendidikan/
No comments:
Post a Comment