My Labels

Monday 12 May 2014

Bahasa Indonesia 2 : Rancangan Usulan Penelitian

Rancangan usulan penelitian
GUNA RANCANGAN USULAN PENELITIAN
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.       Skripsi
b.       Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.       Karangan ilmiah
d.      Tesis magister/disertasi doctor
e.       Laporan proyek
 Bentuk dan isi usulan penelitian
Format proposal penelitian yang diajukan untuk kepentingan penulisan Skripsi Sarjana Universitas Jenderal Soedirman termasuk Jurusan Ilmu Komunikasi adalah sbb :
A.   Judul Penelitian.
Judul penelitian adalah nama topik penelitian dalam sebuah struktur kalimat tunggal yang substansial, singkat, padat dan jelas inti isi pokok masalah, dan kalau perlu menyebut tempat dan waktu penelitian.
B.   Latar belakang masalah.
Memuat antara lain ; issu sentral yang berhubungan dengan topik ; apa yang mendorong peneliti tertarik sehingga memilih masalah ini ; arti penting ( urgensi ) dari masalah yang hendak diteliti ; pemanfaatan data empirik ; pengungkapan variabel-variabel yang berhubungan dengan issu sentral tersebut.

C.   Perumusan masalah.
Mengungkap resume diskusi pada latar belakang, resume dipertajam, diakhiri dengan formulasi pertanyaan penelitian.
D.  Tujuan penelitian.
Memuat tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian yaitu : mengetahui, memahami, menjelaskan, membedakan, menghubungkan dan menganalisis yang dikaji dalam penelitian.
E.   Manfaat penelitian.
·         Manfaat teoritis yaitu mengembangkan ilmu yang bersangkutan.
·         Manfaat praktis yaitu untuk rekomendasi terapan kebijakan.
F.   Tinjauan pustaka dan kerangka teoritik
1)   Tinjauan pustaka.
Memuat dan merangkum telaah pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian. Artinya, kita mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu ( yang tema atau kajiannya hampir sama ), menelaah literatur yang relevan, mengkaji jurnal-jurnal penelitian dan sebagainya.
Langkah selanjutnya adalah membuat catatan seperlunya mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan atau perkembangan teori yang ada. Dengan tinjauan pustaka ini pembaca bisa mengetahui posisi penelitian yang kita lakukan. Apakah bersifat pengulangan dengan penekanan pada aspek yang lain, apakah melanjutkan penelitian terdahulu guna menjawab masalah yang belum terpecahkan, atau, membuat penelitian yang benar-benar “ baru “ dalam arti belum pernah dilakukan sebelumnya.

2)   Kerangka teoritik.
Di bagian ini peneliti diminta mengemukakan teori-teori tertentu, pendapat-pendapat atau pandangan-pandangan mengenai persoalan dan atau gejala-gejala yang hendak diteliti. Proposisi-proposisi asumtif serta keterangan-keterangan atau pemikiran-pemikiran lain, termasuk yang berasal dari peneliti sendiri sangat berguna, dalam hal ini tidak perduli apakah penelitian ini bersifat kuantitatif dengan maksud penggalian, penggambaran ataukah penjelasan hubungan antar gejala    ( pengujian hipotesa ). Dalam penelitian bersifat kualitatif maka seyogyanya peneliti mengemukakan temuan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan mengemukakan beberapa catatan/komentar seperlunya. Pemanfaatan buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan sangat penting untuk kepentingan ini.
Sesuatu yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan kerangka teori adalah berusaha semaksimal mungkin mencoba memberikan arahan/kerangka yang nantinya berguna untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan atau mencapai tujuan-tujuan seperti yang dikemukakan sebelumnya. Bagi penelitian yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa maka akhir atau kesimpulan uraian tentang kerangka teori ini adalah hipotesa itu sendiri.
G.  Hipotesis.
Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh peneliti dirasakan perlu ada ( jenis eksplanatif ), maka hipotesis ini tidak lain adalah jawaban teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiran-pemikiran tertentu sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama masalah yang telah dirumuskan. Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan bukti temuan lapangan. Tidak menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima ( diperkuat dengan bukti/data lapangan ) ataukah ditolak ( tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan ), yang lebih dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat signifikasi dari penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan peneliti walau agak bersifat spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut diterima atau ditolak.
H.  Definisi konsepsional dan operasional.
1)   Definisi konsepsional adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna suatu variabel yang hendak diteliti. Tujuan dari perumusan definisi konsepsional adalah agar terdapat kesamaan persepsi tentang suatu variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Rumusan variabel ini hendaknya yang telah umum di pakai dengan menunjuk pada kamus, ensikopedi, atau penelitian-penelitian yang telah terdahulu.
Contoh, definisi konsepsional untuk variabel status sosial ekonomiadalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh pembawa status.
2)   Definisi operasional merupakan cara penulisan taktis agar konsep bisa berhubungan dengan praktek, dengan kenyataan, atau dengan fakta, sesuai dengan namanya, tulisan definisi ini menyatakan kesiapan untuk dioperasikan                         ( operasionalisasi ).
Contoh definisi operasional untuk variabel status sosial ekonomi di atas adalah “ suatu kedudukan seseorang dalam struktur masyarakat yang dilihat dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilannya “.
I.     Metodologi.
Terdapat dua format metodologi, yang pertama format metodologi dengan pendekatan penelitian kuantitatif yang kedua format metodologi dengan pendekatan penelitian kualitatif.
1.   Metodologi ( Kuantitatif )
a)    Metode penelitian
·         Sasaran penelitian, menunjukan unit analisis atau responden yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian.
·         Lokasi penelitian, menunjukan tempat penelitian itu dilaksanakan.
·         Metode penelitian, menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian bersangkutan.
·         Variabel yang akan diteliti, memuat uraian mengenai macam dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.
·         Teknik pengambilan sampel, memuat cara atau metode pengambilan sampel.
·         Metode pengumpulan data, menjelaskan bagaimana cara/metode data dalam penelitian tersebut dikumpulkan.
·         Sumber data, menjelaskan dari mana data penelitian tersebut diperoleh dan jenis data apa yang digunakan.
b)    Metode analisis, memuat rumus-rumus, model-model analisis yang akan digunakan dalam penelitian, cara pengujian hipotesis dan kriteria penerimaan hipotesis.
2.   Metodologi ( kualitatif )
a)    Model penelitian.
Jelaskan model penelitian kualitatif yang akan diterapkan. secara garis besar model penelitian kualitatif meliputi :
·         Etnografi, memusatkan pada kajian latar ( setting ) penelitian tunggal, yaitu budaya atau konteks yang asing atau bukan konteks penelitinya.
Dalam perkembangannya muncul Etnometodologi, yaitu etnografi yang diarahkan pada studi mengenal masyarakat yang juga bagian dari masyarakat modern seperti yang dimiliki penelitinya.
·         Mikroetnografi, merupakan pendekatan etnografi tetapi sasarannya sangat terbatas, misalnya pada konteks yang sangat kecil atau khusus.
·         Studi kasus, membatasi studi pada kekhususan konteks dengan karakteristik dan keterbatasannya       ( wilayah ).
Model ini terbagi dalam dua model utama dengan dua variasi. Dikenal model studi kasus tunggal (bilamana kasusnya hanya satu ) dan kasus ganda ( bila kasusnya lebih dari satu ).
Kedua model kasus tersebut masih dibedakan lagi dalam dua variasi, yaitu bentuk holistik dan pendekatan terpancang. Dengan demikian, secara lengkap bisa dikatakan :
Ø  Kasus tunggal holistik dan kasus tunggal terpancang.
Ø  Kasus ganda holistik dan kasus ganda terpancang.
Perbedaan antara holistik dan terpancang.
ü  Bilamana kita sudah menentukan variabel utama yang akan menjadi fokus studi pada saat menyusun proposal maka studi tersebut merupakan kasus terpancang.
ü  Pada kasus holistik, fokus studi akan ditentukan setelah peneliti menelusuri cukup lama di lapangan studi dan menemukan hal yang sangat menarik dan dipandang sebagai sangat penting untuk dijadikan fokus dalam laporannya.
·         Bentuk pendekatan kritik, yaitu studi yang mengungkap makna sesuatu       ( karya, peristiwa, atau kondisi sesuatu ), dengan menggunakan pendekatan yang menggunakan struktur kritik seni.



b)    Teknik pengumpulan data.
·         Jenis data :
Data kualitatif yang mampu mendeskripsikan suatu proses. Data kuantitatif bisa dimanfaatkan bilamana memang diperlukan sebagai dukungan deskripsi. Karena penelitian ini mementingkan proses dan makna, maka rumusan pertanyaan, selain menanyakan mengenai apa, juga cenderung mementingkan pertanyaan mengenai mengapa dan bagaimana.
·         Rumusan mengenai beragam sumber data yang akan di manfaatkan didalam penelitian yang meliputi : peristiwa, benda, orang ( informan ) dan tempat serta dokumen atau arsip.
·         Teknik pengumpulan data yang terpenting meliputi : observasi berperan ( spradley, 1980 ), interview mendalam dan dilengkapi dengan catatan dokumen ( conten analysis ).
·         Pengembangan validitas datanya biasanya menggunakan triangulasi yang meliputi triangulasi sumber         ( data ), peneliti, metode dan teori        ( patton, 1980 ). Disamping itu masih terdapat beberapa cara lain guna meningkatkan validitas data. Antara lain, informant check.
·         Model analysis penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Analysis biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, atau dilakukan dilapangan. Model analysis yang biasanya digunakan meliputi :
Ø  Analysis mengalir ( jalinan ), dimana tiga komponen analysis (reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan) dilakukan saling menjalin dalam proses pengimpulan data.
Ø  Analysis interaktif, reduksi dan sajian sementara dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, dan bila pengumpulan data sudah berakhir maka tiga komponen analysis tersebut berinteraksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. ( Miles & Huberman, 1984 )
J.   Daftar pustaka.
( Susunan daftar pustaka bisa dilihat tekniknya pada petunjuk tata tulis ).
K.  Lampiran.
Berupa rancangan Kuesioner bila menggunakan metode survei ( kuantitatif ) atau berupa rancangan daftar pertanyaan bila menggunakan pendekatan kualitatif sebagai alat dalam interview mendalam.

Contoh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1                          Latar Belakang

Berdagang merupakan solusi yang tepat jika seseorang memiliki cukup modal atau sudah bosan dengan ruitinitas di kantor dan sudah bosan menjadi seorang pegawai. Membuka usaha perlu melakukan banyak rencana yang harus dipikirkan bukan hanya modal saja yang harus jadi awal seseorang untuk mulai berdagang tetapi juga beberapa persiapan lain seperti kreativitas dan keinovatifan didalam mengembangkan suatu usaha.

1.2      Rumusan Masalah

Alasan penulis memberi judul “Upaya Peningkatan Keberhasilan dalam Berdagang Siomay di Lingkungan Masyarkat” karena menurut penulis siomay merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. Untuk itu penulis ingin memberikan pendapat atau saran dalam meningkatkan usaha berdagang siomay tersebut kepada para pedagang agar dapat mengembangkan usaha yang telah mereka geluti selama ini. Masalah yang sering dihadapi oleh pedagang adalah kurangnya pemahaman strategi dalam berdagang.

1.3           Tujuan Penelitian
Karena menurut penulis hal ini sangatlah penting untuk diketahui oleh para pedagang  supaya para pedagang dapat mengetahui strategi dan cara yang tepat dalam meningkatkan usaha mereka agar memperoleh keuntungan yang besar tanpa mengesampingkan mutu dan kualitas dari barang dagangan tersebut.
Oleh karena itu, penulis ingin meneliti dan mencari tahu lebih dalam lagi mengenai upaya-upaya peningkatkan keberhasilan dalam berdagang siomay dilingkungan masyarakat.

Sumber :


Bahasa Indonesia : Laporan Ilmiah

Jenis-jenis laporan
a.       Laporan Berdasarkan Sarana Pengungkapan

Berdasarkan sarana pengungkapannya, laporan dibagi menjadi dua jenis, yaitu laporan lisan dan laporan tulisan
1. Laporan Lisan
Laporan Lisan biasa dilakukan untuk suatu keadaan darurat yang harus segera diketahui oleh pimpinan atau pemberi tugas. Laporan lisan juga biasa dilakukan untuk metaporkan suatu kegiatan, seperti pidato ketua panitia.
2. Laporan Tertulis
Laporan tertulis biasanya dibuat secara finai dan ditujukan kepada atasan mengenai pelaksanaan tugas dan hasil-hasil yang dicapai. Laporan tertulis biasanya diketik di atas kertas HVS kuarto dan di beri sampul, lalu dibuat beberapa rangkap. Ada Janis laporan tertulis yang biasanya dipergunakan, terutama di dunia ilmiah atau perguruan tinggi, yaitu laporan hash] penelitian.
b.      Laporan Berdasarkan Pengertian
Ada tiga macarn laporan yang ditulis berdasarkan pengertian yang objektif,
1. Laporan Data
Laporan data bertujuan memberitahukan informasi. Laporan Janis ini dapat berisi masalah proyek atau mengenai operasi rutin. Pada waktu menulis data laporan, tanyakan kepada sendiri, informasi apa yang diberikan dan bagairnana cara mendapatkannya secara efektif Bentuk laporan data yang paling tepat berupa label, Ada dua macann penggolongan laporan data yaitu, laporan informatif dan laporan riset_
2. Laporan Analitik
Tipe pelaporan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menafsirkan data sebaik mungkin. Suatu laporan analitis masih memberitahukan informasi, tetapi interpretasi yang diberikan sama pentingnya dengan fakta yang mash mentah. Analisis haws dilakukan dengan hati-hati. Kesimpulan harus ditekankan, tidak disembunyikan dalam teks.
3. Laporan Rekomendasi
Laporan rekomendasi difokuskan pada aksi. Sasaran dalam penulisan adalah memberikan nasihat kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Dalam setiap kasus, rekomendasi dipusatkan pada suatu fakta, analisis, dan penafsiran dengan suatu cara yang mendukung rekomendasi.
c.       Laporan Berdasarkan Periode
Laporan berdasarkan periode dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu laporan berkala, laporan insidental, dan laporan statistik.
1. Laporan berkala
Laporan berkala merupakan pertanggungjawaban yang bersifat rutin dan dibuat berkala, dua kali dalam satu tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban petaksanaan rencana dan program selama satu semester (April sampai dengan September) disebut dengan laporan tengah tahunan, yang harus sudah disampaikan kepada pimpinan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Oktober tahun anggaran. Sementara itu, laporan pertanggungjawaban peiaksanaan rencana dan program selama satu tahun (April sampai dengan Maret tahun berikut) disebut dengan laporan tahunan, yang paling lambat sudah harus disampaikan kepada pimpinan pada tanggal 30 April tahun anggaran.
Sistem pelaporan tengah tahunan dan tahunan ini merupakan prinsip pelaksanaan fungsi manajernen kontrol. Laporan tengah tahunan berfungsi sebagai alat pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dan program yang sedang berlangsung_ Melalui laporan ini, arah dan pelaksanaan kegiatan dapat dikendalikan oleh pirnpinan yang terus-menerus merniliki kewajiban melakukan pengawasan melekat. Laporan tengah tahunan memberi petunjuk kepada pimpinan rnengenai perlu tidaknya suatu rencana dikaji kembali dan disempurnakan, Selain itu, melalui laporan tengah tahunan, pimpinan juga dapat memperkirakan pencapaian atau perolehan tujuan. Sementara ftur laporan tahunan memiliki fungsi sebagai Mat penilaian akhir terhadap hasil pelaksanaan rencana dan program rutin, serta pembangunan tahunan. Setiap akhir tahun
anggaran, pimpinan memiliki kewajiban melakukan pengawasan dan penilaian akhir. Caranya dengan melakukan perbandingan antara hasil dan rencana yang sudah ditentukan sebelumnya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dalam rangka mencapai sasaran fisik dan fungsional. Sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan rencana dan pro-gram rutin, dan pembangunan, laporan tengah tahunan dan laporan tahunan harus memberikan informasi mengenai hal-hal berikut.
·         Hasil-hasil yang telah dicapai, disertai bukti konkret berupa data dan fakta.
·         Hambatan-hambatan yang dihadapi, disertai penjelasan permasalahan.
2. Laporan Insidental
Laporan insidental adalah laporan yang perlu disampaikan, balk atas permintaan atasan maupun atas prakarsa bawahan sehubungan dengan adanya kasus atau rnasalah tertentu. Atasan dapat meminta laporan kepada bawahan untuk memperoleh informasi tentang suatu kejadian yang menyangkut kedinasan dan memiliki dampak terhadap pelaksana program. Sebatiknya, tanpa diminta atasan, bawahan wajib menyampaikan laporan kepada atasan jika sewaktu-waktu mengalami kejadian tertentu sebagai informasi dan pertanggungjawaban. Laporan insidental merupakan sarana komunikasi dua arah untuk mencegah dan membatasi timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak diinginkan.
3. Laporan Statistik
Laporan statistik adalah laporan yang baru digunakan jika data yang diolah cukup banyak, padahal perkembangan peristiwa harus dapat diketahui secara cepat dan tepat Laporan statitistik ini dibuat berdasarkan data–data rlil yang ada di lapangan, yang kemudian dirumuskan sesuai dengan formula atau standar baku yang telah ditetapkan, sehingga didapatkan hasil yang valid. Biasanya, laporan statistik digunakan dalam setiap pengambilan keputusan dan laporan pertanggungjawaban.
d. Laporan Berdasarkan Maksud
Berdasarkan niaksudnya, laporan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laporan informatif, laporan eksamisional, dan laporan analitis,
1. Laporan Informatif
Laporan informatif adalah laporan yang memberikan sekadar gambaran inforrnasi mengenai suatu keadaan agar pimpinan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi.
2. Laporan Eksaminasional
Laporan eksaminasional adalah laporan yang selain memberikan informasi, juga menyertakan pendapat mengenai latar belakang informasi itu.
3. Laporan Analitis
Laporan analitis adalah laporan yang memuat sumbangan pikiran, yaitu pendapat dan saran atas dasar analisis yang mendalam terhadap masalah yang dilaporkan.
e. Laporan Berdasarkan Ruang LIngkup
Berdasarkan ruang lingkupnya, laporan dibagi menjadi dua jenis, yaitu laporan urnum dan laporan khusus.
1. Laporan Umum
Laporan urnum adalah laporan yang memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai masalah. Mengingat luasnya masalah, biasanya jenis laporan ini hanya memuat garls-garis besarnya. Laporan umum ini dipakai dalam setiap awal presentasi dan biasanya berisi pernyataan-pernyataan yang mengundang bahan pertanyaan atau isu–isu menarik dari setiap anggota atau prang yang mendengar atau membacanya.
2. Laporan khusus
Laporan khusus adalah laporan yang memberikan gambaran secara terinci mengenai suatu hal yang khusus. Contohnya adalah laporan pertanggungjawaban bulanan atau tahunan. Dalam laporan khusus. data yang digunakan harus sangat valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
f. Laporan Berdasarkan Reristiwa
Berdasarkan peristiwanya, laporan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Laporan rutin dan laporan aksidental.
1.Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang memuat hal-hal yang biasanya dilaporkan sebagai masalah rutin, balk berupa data maupun berita, Laporan ini wajib dilaporkan sesuai dengan waktu atau hari yang telah ditentukan. Contoh sederhana yang termasuk dalam laporan ini adalah taporan harian soles
2. Laporan Aksidental
Laporan aksidental adalah laporan yang memuat hal istimewa atau yang tidak biasa terjadi, Laporan ini dibuat setelah adanya kejadran, kasus, atau masalah besar, seperti kasus korupsi atau pen-curian_
g. Laporan Berdasarkan Keamanan Isi
Berdasarkan keamanan isinya, laporan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laporan biasa, laporan rahasia, dan laporan sangat rahasia,
1.Laporan Biasa
Laporan biasa adalah laporan yang jika isinya diketahui oleh orang yang tidak berhak, tidak akan memberi akibat buruk kepada organisasi. Contohnya laporan laba rugi perusahaan.
2. Laporan Rahasia.
Laporan rahasia adalah laporan yang sama sekali tidak boleti diketahui oleh orang lain yang tidak berhak karena menyangkut nama baik seseorang, lembaga, atau menyangkut rasa aman lingkungan. Contohnya laporan keuangan bulanan yang memberikan informasi mengenai keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat dalarn rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta pertanggungjawaban manajemen alas penggunaan sumber-sumber daya yang di-percayakan kepada mereka.
3. Laporan Sangat Rahasia
Laporan sangat rahasia adalah laporan yang sama sekali tidak boleh diketahui isinya oleh orang lain yang tidak berhak karena menyangkut keamanan negara atau masyarakat luas. Contohnya laporan pengembangan teknologi produk baru yang akan dikeluarkan atau diproduksi oleh perusahaan
h. Laporan Berdasarkan Kesempurnaan Isi
Berdasarkan kesempurnaan    laporan dibagi menjadi dua jenis, yaitu laporan sementara dan laporan akhir.
1.. Laporan Sementara
Laporan sementara adalah laporan yang masih bersifat semen-tara, karena ada bahan (data atau fakta} yang belum disertakan. Biasanya, jenis laporan ini dibuat karena alasan tertentu agar laporan itu harus segera disampaikan kepada alasan atau pihak yang berwenang untuk memberikan gambaran pendahuluan mengenai suatu masalah.
2. Laporan Akhir
Laporan akhir adalah laporan yang lengkap yang merupakan penyempurnaan dan laporan sementara. Laporan akhir tidak hanya sempuma karena kepiawaian penyusunnya, tetapi juga karena adanya kritik, saran, dan tanggapan dad pihak lain.
i. Laporan Berdasarkan Keresmiannya
Berdasarkan kesempurnaan keresmiannya, laporan dibagi menjadi dua jenis, yaitu laporan formal dan laporan nonformal.
1.Laporan Formal
Laporan formal adalah laporan resmi yang disiapkan dengan sungguh-sungguh oleh pelapor. Laporan ini berisi pertanggungjawaban tugas yang diberikan kepadanya, lalu disampaikan kepada si pemberi tugas secara resmi.
2. Laporan Nonformal
Laporan nonformal adalah jenis laporan yang dapat disampaikan secara lisan dalam situasi yang tidak resmi. Hal yang dilaporkan mungkin tidak iengkap. Oleh karena itu, laporan nonformal selalu bersifat sementara.
j. Laporan Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktunya, laporan dapat disampaikan secara periadik, yaitu harian, mingguan, bulanan, triwulan, catur wulan, tahunan, dan lima tahunan, Laporan jenis ini juga dapat disebut dengan laporan berkala atau laporan insidental.
1.Laporan Harian
Laporan harian berisi tentang prestasi dan hambatan yang dialami pada hari itu. Laporan jenis ini panting diketahui oleh pimpinan untuk menentukan Iangkah pada ban berikutnya,
2- Laporan Mingguan
Laporan mingguan biasanya disampaikan setiap akhir minggu untuk merekapitulasi jumlah hasil kegiatan yang dihasilkan pegawai selama satu minggu. Bentuk laporan mingguan biasanya cukup dengan surat, fon-nulia diagram, atau grafik.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisi tentang kegiatan yang telah dicapai dan hambatan yang dialami selama satu bulan. Dalam laporan bulanan biasanya dicantumkan rencana kegiatan pada bulan berikutnya.
4. Laporan Tahunan
Laporan tahunan u mu mnya bens’ tentang keg latan suatu instansi selama satu tahun anggaran, like kegiatan tersebut belum selesal, diajukan lagi rencana perpanjangan kegiatan untuk tahun berikutnya. Setiap akhir tahun anggaran, pelaksanaan kegiatan selama satu tahun dilaporkan kepada atasan. Isinya perincian lengkap mengenai hasil yang dicapai, hambatan, serta dana yang digunakan.
5. Laporan Lima Tahunan
Laporan lima tahunan isinya sama dengan laporan tahunan. Laporan ini merupakan rangkuman laporan tahun demi tahun selama lima tahun.
k. Laporan Berdasarkan Jumlah Penerima
Berdasarkan jumlah penerimanya, laporan dibagi menjadi dua jenis, yaitu laporan terbatas dan laporan tidak terbatas.
1, Laporan Terbatas
Laporan terbatas adalah laporan yang khusus ditujukan kepada seseorang atau beberapa prang.
2. Laporan Tidak Terbatas
Laporan tidak terbatas adalah laporan yang dapat dibaca atau ditujukan kepada banyak orang.

l. Laporan Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, laporan dibagi menjadi berbagai jenis berikut.
1. Laporan Berbentuk Formulir Isian
Laporan berbentuk formulir isian adalah laporan yang sudah memiliki bentuk baku berupa formulir, sehingga penerima laporan dengan mucIah dapat membaca dan memahami keterangan yang dimuat dalam formulir itu.
2. Laporan Berbentuk Memorandum
Laporan berbentuk memorandum adalah laporan yang hanya memuat pokok-pokoknya saja dan yang diedarkan di kalangan terbatas atau intern.
3. Laporan Berbentuk Ilustrasi
Laporan berbentuk ilustrasi adalah bentuk laporan yang tidak banyak rnempergunakan kata-kata, tetapi dapat memberikan informasi dengan jelas dan lengkap. Ilustrasi merupakan lielengkap laporan berbentuk naskah. Yang dimaksud dengan ilustrasi adalah potret, bagan, denah. peta, Label, grafik, kurva, dan diagram.
4 Laporan Berbentuk Artikel atau Risalah
Artikel berbentuk risalah biasanya dipergunakan untuk melaporkan suatu pertemuan seperti diskusi, rapat, dan seminar. Tujuan laporan ini utamanya sebagai pertanggungjawaban penyelenggara.
5. Laporan Berbentuk Surat
Laporan berbentuk surat dibuat untuk penerima laporan yang hares segera mengetahui perkembangan kegiatan agar dapat segera menentukan tindak lanjut.
6. Laporan Berbentuk Naskah
Laporan berbentuk naskah sedikitnya memiliki dua jenis, yaitu laporan penelitian dan laporan ilmiah dalam Iingkungan pekerjaan.
7. Laporan Berbentuk Buku
Laporan yang berbentuk buku adalah laporan yang dicetak atau dijilid menjadi sebuah buku.

Ciri-ciri laporan
-          Obyektif
Laporan bersifat sangat obyektif. Yang dimaksud obyektif adalah dalam hal menyampaikan fakta. Pernyataan yang dibuat harus berdasarkan kenyataan. Kesimpulan dan rekomendasi yang diajukan harus disertai dengan bukti yang spesifik dan harus menghindari pendapat atau prasangka pribadi. Jika fakta menunjukkan A maka harus dilaporkan A tanpa tendensi apapun.
-          Bahasa formal
Bahasa yang digunakan dalam menulis laporan adalah bahasa formal yang baik, jelas, dan teratur. Yang dimaksud bahasa formal adalah bahasa baku yang sesuai dengan kaidah penulisan bahasa baku yang terdapat dalam EYD. Penyusunan paragraf, kalimat, pemilihan kata, hingga tanda baca yang digunakan harus tepat dan dari segi sintaksisnya bahasanya teratur. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data, tetapi berdasarkan fakta.
-          Sistematis
Laporan harus benar sistematikanya. Judul, subjudul, sub-sub judul, disusun dan diatur dengan perencanaan yang matang. Bagian-bagian dari laporan seperti pendahuluan, isi, dan kesimpulan harus disusun secara berurutan. Hal ini dilakukan supaya pembaca mudah mengerti isi dari laporan tersebut.
-          Dibuat atas permintaan
Laporan biasanya dibuat atas permintaan dari pihak-pihak tertentu. Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas apa yang sudah dilakukan. Laporan seperti ini biasanya merupakan laporan panjang atau pendek, tergantung dari kebutuhannya. Tetapi ada kalanya seseorang membuat laporan atas prakarsa diri sendiri.
-          Pembacanya tertentu
Laporan disusun berdasarkan bidang-bidang atau sub-sub bidang tertentu, juga dibuat berdasarkan permintaan pihak-pihak tertentu. Hal ini menyebabkan secara otomatis pembaca dari suatu laporan terbatas pada kalangan tertentu, tergantung dari kebutuhan pembaca terhadap laporan tersebut. Misalnya, laporan tentang keuangan perusahaan. Tentu saja hal ini tidak dapat dipublikasikan kepada semua pihak karena ini masalah intern perusahaan. Yang mengetahui mungkin hanya direktur keuangan, bagian keuangan, dan direktur utama atau dapat dikatakan hanya orang yang berhubungan langsung dengan manajemen keuangan perusahaan.
Syarat-syarat pembuatan laporan
Berikut ini adalah beberapa syarat laporan peristiwa yang harus diketahui:
a. Laporan harus jelas dan objektif;
b. Disertai fakta-fakta
c. Tidak menimbulkan penafsiran yang salah;
d. Tidak menyampaikan pendapat pribadi
e. Penyajiannya menarik dan jelas
f. Sistematis
2. Sistematika Laporan
1. Judul
2. Lembar pengesahan
3. Kata pengantar
4. Abstrak/intisari
5. daftar isi
6. Pendahuluan
    a. latar belakang
    b. kerangka teoretis
    c. metode penelitian
7. Isi (pembahasan hasil laporan)
8. Penutup
    a. kesimpulan
    b. kritik dan saran
 9. Lampiran-lampiran
10. Daftar pustaka
11. Riwayat hidup penulis

Sumber :