PENGERTIAN SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFIS
1.
Segmentasi Pasar
A. Segmentasi Pasar
dan Kepuasan Konsumen
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok‐kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian)
dapat dipilih sebagai pasar yang ditargetkan untuk pemasaran suatu produk.
Berikut ini definisi dari Segmentasi Pasar menurut beberapa ahli,
diantaranya:
a.
Swastha & Handoko (1997)
Memberi pengertian
bahwa segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat
heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b.
Pride & Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa
segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen‐segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang
menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian
pasar keseluruhan menjadi kelompok‐kelompok pasar yang terdiri dari orang‐orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus
dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
·
Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap
produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera
konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera
konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh
perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung
mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk
memahami selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan
kelompok pasar yang lain.
·
Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi
kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas
barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan
memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan
adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah
pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan.
Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat
memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng
diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan
gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.
·
Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan
beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang
sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen
maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun
marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan
promosinya sehingga menjadi lebih tajam.
·
Mendesain Produk
Mendesain produk‐produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar karena hanya
dengan memahami segmen‐segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat
mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. Teknik‐teknik riset yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini
seperti Analisis Faktor, Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant.
·
Menganalisis Pasar
Segmentasi pasar
membantu pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar
produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan alternatif
pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk yang sama.
·
Menemukan Ceruk Peluang (nieche)
Setelah menganalisis
pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan sampai pada ide
untuk menenmukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar.
·
Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
Perusahaan yang
menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul
konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran‐pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.
·
Menentukan Strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan
konsumen akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya
termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari‐hari dan pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi
media iklan pun akan berbeda‐beda menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok
dengan segmen premium.
Dasar‐dasar segmentasi
pasar pada pasar konsumen, yaitu:
·
Geografi
Segmentasi geografi
akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda‐beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa.
Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang
potensial dan menguntungkan.
·
Demografi
Dalam segmentasi
demografi, pasar dibagi menjadi grup‐grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa
pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi
demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk
mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight
tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku
konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka
produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye‐kampanye pemasaran.
·
Psikografi
Ciri‐ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic
dari consumer individual. Strategi segmentasi konsumen kadang‐kadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik. Konsumen
dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan
ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang‐orang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan
yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi
psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial (social class),
gaya hidup (lifestyle), nilai‐nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).
Menurut Philip Kotler (1997:36) tentang Kepuasan Konsumen, yaitu
perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:
a)
Kepuasan Fungsional,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk.
Misalnya : kita meminum suatu produk untuk menghilangkan rasa
dahaga.
b)
Kepuasan Psikologikal,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak
berwujud.
Misalnya : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat
istimewa dari sebuah restoran yang mewah.
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi
pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi
beberapa segmen berdasarkan :
o
letak geografis
o
volume pembelian demografis
o
produk yang dibeli
o
sesuai kebutuhan konsumen
o
Pada umumnya tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi
yang berbeda terhadap organisasi.
B. Segmentasi dan
Profitabilitas
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
o
Dapat diukur.
o
Dapat dicapai.
o
Cukup besar atau cukup menguntungkan.
o
Dapat dibedakan.
o
Dapat dilaksanakan.
Profitabilitas adalah
kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
C. Penggunaan
Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa
karakteristik, diantaranya:
·
Measurable, yaitu ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat
diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
·
Accessible, yaitu segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani
secara efektif.
·
Substantial, yaitu segmen pasar harus cukup besar dan
menguntungkan untuk dilayani
·
Differentiable, yaitu segmen‐segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan
yang berbeda terhadap elemen‐elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·
Actionable, yaitu program yang efektif dapat dibuat untuk menarik
dan melayani segmen‐segmen yang bersangkutan.
·
Langkah dalam mengembangkan segmentasi, yaitu:
·
Mensegmen pasar menggunakan variabel‐variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang
dicari, dan situasi pemakaian.
·
Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan
menggunakan variabel‐variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani
kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
Analisis Demografi
Demografi adalah
uraian tentang penduduk terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan
migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis,
komposisi penduduk, serta bagaimana faktor‐faktor ini berubah.
Analisis yang dilakukan meliputi :
·
Pertumbuhan populasi dunia
·
Bauran umur populasi
·
Etnis dan pasar lain
·
Kelompok pendidikan
·
Pola rumah tangga
·
Pergeseran geografis dalam populasi
·
Perusahaan yang berhasil biasanya mengenali dan menanggapi
kebutuhan dan tren yang belum terpenuhi dengan mendapatkan laba dari aktifitas
pemasaran yang di lakukan oleh marketer. Perusahaan mendapatkan laba yang
sangat besar jika mereka dapat memanfaatkan fenomena yang terjadi dalam faktor
demografi dengan baik. Di lain sisi, perusahaan juga harus mampu meminimalisir
resiko dan ancaman yang timbul dari faktor demografi.
2.
Rencana Perubahan
A. Analisis konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen
berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran
pemasaran di dalamnya. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang
mengalami berbagai tahapan‐tahapan sebagai berikut:
·
Analisis Kebutuhan.
Konsumen merasa bahwa
dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa
dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa
melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi
produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain‐lain.
·
Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen
kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
·
Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi
terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat
yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
·
Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek
tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
·
Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap
konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia
akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau
tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan
(policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan
(policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal
perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada
penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih
difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun
demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya
memfokuskan pada konsekuensi‐konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang
telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi
pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang
berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau
rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi‐konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan
terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip‐prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan‐pilihan tindakan sebagai berikut:
·
Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin
keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
·
Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai
kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
·
Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk
menjamin keamanan dan stabilitas.
B. Perubahan Struktur
Pasar Konsumen
·
Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar
persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan
memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak.
Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain‐lain.
Sifat‐sifat pasar
persaingan sempurna :
o
Jumlah penjual dan pembeli banyak
o
Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
o
Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
o
Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand
and supply)
o
Posisi tawar konsumen kuat
o
Sulit memperoleh keuntungan di atas rata‐rata
o
Sensitif terhadap perubahan harga
o
Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
·
Pasar Monopolistik
Struktur pasar
monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk
yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda‐beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya
adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan
sebagainya.
Sifat‐sifat pasar
monopolistik :
o
Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
o
Mirip dengan pasar persaingan sempurna
o
Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda‐beda
o
Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah
harga
o
Relatif mudah keluar masuk pasar
·
Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli
adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli
adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan
sebagainya.
Sifat‐sifat pasar oligopoli
:
o
Harga produk yang dijual relatif sama
o
Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
o
Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
o
Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
·
Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan
terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau
penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln),
perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Sifat‐sifat pasar monopoli
:
o
Hanya terdapat satu penjual atau produsen
o
Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh
perusahaan monopoli
II. PEMBELIAN
A.
Proses Keputusan Membeli
Menurut Kotler ( 2000 : 168 ) terdapat 5 peran yang dapat
dimainkan setiap individi di dalam keputusan pembelian, yaitu:
·
Pencetus, yaitu seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan
untuk membeli produk dan jasa.
·
Pemberi pengaruh, yaitu seorang dengan pandangan atau saran yang
mempengaruhi keputusan.
·
Pengambil keputusan, yaitu seseorang yang memutuskan setiap
komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli,
bagaimana membeli dan dimanakah membeli.
·
Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
·
Pemakai, yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau mengunakan produk
atau jasa yang bersangkutan.
Menurut Kotler (2000 : 171) terdapat lima tahapan bagi konsumen
dalam membuat keputusan pembelian yaitu :
A.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian
dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan
perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan
tersebut dapat berasal dari rangsangan internal atau eksternal.
B.
Pencari Informasi
Seorang konsumen yang
mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari informasi lebih lanjut. Sumber
informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu:
·
Sumber pribadi: Keluarga. teman, tetangga, kenalan
·
Sumber komersial: Iklan, wiranaga, penyalur, kemasan. Pajangan
·
Sumber publik: Media massa, organisasi konsumen
·
Sumber pengalaman: Penanganan, Pengkajian dan Pemakaian produk
·
Sumber‐sumber ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda‐beda sesuai dengan.jenis produk dan karakteristik pembeli.
C.
Evaluasi Alternatif
Konsumen membentuk
penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep
dasar untuk memahami proses evaluasi. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan
ini. Konsumen memiliki sikap yang berbeda dalam memandang atribut‐atribut yang dianggap relevan dan penting.
D.
Keputusan Pembelian
Setelah mengadakan
penilaian terhadap merek‐merek yang ada, maka selanjutnya konsumen akan membentuk suatu
niat untuk membeii, namun terdapat dua faktor yang berbeda diantara niat
pembelian dengan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang,
tergantung atas pendirian orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen
dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Sedangkan faktor kedua
adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul clan
mengubah niat pembelian. Dalam menjalankan niat pembelian, konsumen dapat
membuat lima sub‐keputusan yaitu
keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
E.
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu
produk, akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. .Jika produk lebih
rendah daripada harapan pembeli, maka pembeli akan kecewa. Jika kinerja produk
sesuai harapan pembeli, maka pembeli akan, merasa puas. Hal ini akan membedakan
apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal‐hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk
tersebut pada orang lain. Kepuasan dan ketidak puasan konsumen dengan produk
yang dibeli akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Apabila konsumen puas,
maka akan memperlihatkan peluang, pembeli yang lebih tinggi. Namun jika tidak
puas konsumen kemungkinan akan melakukan salah satu tindakan seperti
meninggalkan produk, mengembalikan produk, mencari informasi lebih lanjut untuk
mempertegas nilai guna produk tersebut, menyampaikan keluhan pada perusahaan
atau mendatangi ahli hukum.
B.
Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran)
yaitu :
Pembelian yang direncanakan, biasanya terjadi
berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang‐barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan,
biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang
hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan,
keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang‐barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada
rangsangan‐rangsangan tertentu
dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk
substitusi tersebut.
·
Pembelian yang tidak direncanakan, terjadi karena
konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang
mereka beli. Faktor‐faktor yang mempengaruhi pembelian tidak direncanakan, yaitu:
o
Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko,
supermarket atau mall dimana si konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi
, tata letak (layout) rak pajangan (rack display), tata ruang, warna interior,
pengaturan udara, musik (suara) dan layout produk. Pemilihan lokasi yang tepat,
lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke toko/supermarket/mall,
termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan apakah konsumen mau berkunjung
ke toko Anda atau tidak.
o
Masalah waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi konsumen dalam
pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup
banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang tersedia juga akan menurun, dan informasi negatif
atau yang tidak menguntungkan turut pula dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu, sehingga mereka hanya akan
melakukan pembelian yang telah direncanakan saja. Sebaliknya bagi konsumen yang
mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian informasi dan mengolahnya
dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan keinginan pembelian barang
yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang tidak direncanakan yang
dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan
ketertarikannya pada produk yang akan dibeli.
o
Adanya rangsangan‐rangsangan tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar
sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak direncanakan, bahkan
seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada barang
yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick,
promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya.
Kegiatan belanja yang tampaknya sederhana ternyata melibatkan interaksi rumit
antara berbagai aspek lingkungan dimana kegiatan belanja dilakukan sehingga
strategi pemasaran dirancang untuk memahami perilaku berbelanja konsumen ini.
C. Memilih Sumber‐sumber Pembelian
Terbagi atas Sumber pembelian intern dan sumber pembelian ekstern
seperti berikut.
-
Sumber‐Sumber Pembelian Intern :
·
Motivasi
Merupakan kebutuhan
yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak
nyaman. Sedangkan kebutuhan‐kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul
dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan
harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh teori Robert
Maslow: Dimulai dengan kebutuhan‐kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan‐kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan‐kebutuhan sosial
(perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan‐kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan
mengkerucut ke kebutuhan‐kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
·
Belajar
Proses dimana
seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat,
mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian
kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan‐perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
·
Kepribadian
Keputusan pembelian
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur
hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
-
Sumber‐sumber Pembelian ekstern
·
Kebudayaan
Faktor budaya adalah
salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan
bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau
menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat
konsumen‐konsumen yang tidak
mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh di dalam dirinya, sehingga ia masih
dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk‐produk dari luar.
·
Kelompok Sosial dan Referensi
Pada umumnya konsumen
sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa
yang harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
o
Kelompok acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung
terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu
kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.
o
Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting
juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli
barang sehari‐hari. Peran :
meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau
merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
·
Keluarga
Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan
pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya‐keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota
keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat
membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan.
No comments:
Post a Comment